Peranan hati dalam homeostasis (pekerjaan organisme untuk menjaga keseimbangan senyawa-senyawa internal) dan kesehatannya
Apa itu hati, atau liver? Apa perannya dalam tubuh? Mengapa dia bisa sakit dan bisa tidak sakit? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini diminati banyak orang, karena dalam abad teknis kimial kita, gangguan liver menjadi semakin umum sehingga mendekati baik orang dewasa maupun anak-anak.
Mari kita cari tahu fungsi dari hati yang sehat.
Hati adalah organ parenkim (jaringan dasar) internal terbesar di tubuh, memang laboratorium biokimia tubuh, "pusat produksi" yang menciptakan jaringan kami (dalam bentuk protein-protein manusia) dan pemasok bahan bangunan untuk pertumbuhan jaringan dan pembaharuannya.
Hati melaksanakan sintesis protein spesifik dari organisme individu. Proteinnya disintesis dari bahan baku yang masok ke tubuh kita dengan makanan. Dan, tentu saja, untuk memperbaiki proses biokimia ini, kita tidak bisa mengabaikan hal dari produk awal apa jaringan dan organ kita akan dibuat. Mari kita sekarang mengingat isu ini dan kembali ke isunya nanti.
Dan sekarang kita mempertimbangkan fungsi yang lain yang tidak kurang pentingnya untuk kehidupan yaitu fungsi detoksifikasi — netralisasi racun dalam lingkungan internal tubuh.
Darimana racun ini berasal? Setelah semua, kita tampaknya tidak makan racun. Ya, tapi sangat sering, hampir selalu, produk paling jinak yang kita makan atau produk yang kita beri makan anak-anak, dalam proses pencernaan di usus berubah menjadi zat beracun yang harus segera dihapus dari tubuh. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana proses detoksifikasi yang dilaksanakan hati?
Sayangnya, pencernaan hampir semua orang terus-menerus diikuti dengan dua proses yang sangat berbahaya: pembusukan protein dan pembusukan fermentasi pati (amilum — lihat di bawah), yang menyebabkan berbagai penyakit pencernaan seperti usus buntu, radang usus besar dan borok usus, diskinesia saluran empedu, pankreatitis, disbakteriosis, paraproktitis, apendisitis dll. Artinya, seluruh saluran pencernaan akan menderita, dan juga, apalagi kotoran berbau busuk.
Hal ini terjadi kare na protein dan pati (karbohidrat) tidak bisa dicerna sampai akhir (di bawah pengaruh cairan pencernaan) jika diambil secara simultan (sementara) . Pati atau amilum adalah senyawa karbohidrat kompleks (bermolekul TINGGI) yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Di Indonesia makanan yang paling banyak pati di dalamnya adalah produk seperti nasi, kentang, mie, roti dll.
Enzim yang me ncerna protein dalam perut adalah pepsin yang hanya aktif dalam sebuah media (lingkungan) asam, sementara enzim-enzim pencerna pati aktif semata media basa.
Karbohidrat yang berada di gula, madu, selai, anggur, buah-buahan segar adalah karbohidrat bermolekul RENDAH, siap untuk diserap langsung dalam lambung. Tapi, jika masuk ke saluran pencernaan dengan pati atau protein (nasi dengan kemanisan, roti dengan madu, kue, kacang dengan madu, nasi/kentang/roti sama daging/ikan/telur, roti dengan buah-buahan/sayur/sayuran dll lanjutkan sendiri), karbohidrat difermentasi oleh asam lambung dan mengganggu proses pencernaan dari tepung, pati atau protein di lambung dan usus. Karena itu tidak boleh makan bersama buah-buahan sama produk lain. Buahan segar adalah produk yang PALING wajib untuk kesehatan, tapi produk itu mulai merugikan proses pencernaan jika dimakan sama produk lain. Jadi buah segar harus dimakan dipisah — minimal 1 jam sebelum atau 3 jam setelah segala jenis makanan lain.
Setelah diolah di lambung, makanan yang sudah berupa himus (substansi cairan atau semi-cairan), memasuki usus kecil. Tapi, karena proses fermentasi tadi yang semestinya tidak terjadi, himusnya sudah berupa substansi yang sedang fermentasi dalam lingkungan asam, di mana pati sedang fermentasi dan protein mulai busuk-busuk .
Dengan demikian, protein tidak tercerna di usus duodenum dan dalam usus kecil proteinnya tidak bisa terbelah menjadi asam amino (karena lingkungan basa di dalam usus kecil). Ini menjadi mangsa untuk mikrob putrefaktif (bakteria pembusukan), sehingga bakteria ini mulai berkembang pesat, dan makanan daging berubah menjadi mayat membusuk, mengeluarkan racun — putresina dan kadaverina (racun-racun mayat yang tidak terlalu toksik) dan neurina (racun mayat yang sangat toksik). Zat-zat yang berbentuk monoamin itu sangat beracun dalam jumlah yang muncul selama pembusukan protein di usus manusia, dan merupakan, sayangnya, pendamping konstan dari pencernaan "normal" orang.
Apa yang terjadi dengan pati—amilum di usus kecil? Diambil dengan makanan protein, dia menyerap asam lambung dan setelah itu sudah tidak dapat dicerna secara sepenuhnya di bawah pengaruh senyawa amilase , yang aktif dalam lingkungan basa (asam+basa=netralisasi). Amilase adalah enzim pencernaan yang diproduksi pankreas dan bekerja di usus kecil, tujuannya adalah mencerna pati — karbohidrat bermolekul tinggi (kompleks).
Makanan pati yang belum dicerna secara penuh itu bergerak di usus kecil dulu, lalu di dalam usus besar, dan pada akhirnya menjadi mangsa untuk bakteria putrefaktif (pembusukan). Racun-racun fermentasi dilepas — metana, metanol, asam asetat, berbagai aldegida.
Sudah cukup kan untuk membunuh seekor gajah?
Namun tetapi, kita tidak mati langsung setelah suguhan protein-pati seperti begini, ini bahkan makanan kita sehari-hari yang juga sering kita "membumbui" dengan teh manis, jeruk manis atau minuman manis yang lain, bakery atau buah-buahan, seandainya kita dengan sengaja mau mempergiatkan proses fermentasi patologis dari makanan di dalam usus.
Seseorang tidak mati langsung dibunuh racun-racun yang muncul selama fermentasinya di usus karena ada "penjaga" yang tidak pernah tidur yaitu hati, yang menetralisir racun-racun itu, menjadikan mereka senyawa kompleks yang diikat dengan keasaman glukuronat yang kemudian diekskresi dari tubuh melalui ginjal-ginjal.
Darah yang mengalir dari usus kecil dan besar tidak langsung masuk ke peredaran darah tertutup, tetapi menuju dulu ke hati melalui pembuluh balik portal hati (liver portal vein) — pengumpul semua pembuluh darah yang keluar dari usus — dan difiltrasi.
Proses itu sendiri membutuhkan daya tahan hati yang cukup tinggi, maka orang berakal tidak akan memasok hati dengan racun-racun agar supaya kemudian hati sibuk menetralisir racun-racun itu, karena pekerjaan itu perlu sangat banyak enzim dan senyawa aktif biologis (maka membutuhkan sejumlah besar energi biologis, yaitu energi kehidupan kita) untuk mengikat senyawa beracun dengan keasaman glukuronat supaya mereka dinetralisir.
Telah terbukti oleh ahli biokimia bahwa 60% dari makanan protein tidak dicerna dan sama sekali tidak bisa diasimilasi (diserap ke dalam sel dan lalu digunakan) oleh tubuh! Dengan demikian, gara-gara nutrisi yang tidak разумное kita dengan sengaja menciptakan pekerjaan yang berat, merugikan dan yang tiada gunanya bagi hati kita: sejumlah makanan protein yang tidak dicerna tidak masuk ke pengaliran darah umum peredaran darah umum, tapi masuk ke dalam hati dan langsung diolah ke produk-produk limbah (kreatinina, asam urat, urea, amonia) yang kemudian dikeluarkan oleh ginjal.
Sintesis urea dan pra-pencernaan (pra-pemisahan) protein-protein yang tak bisa digunakan oleh tubuh juga membutuhkan sejumlah besar energi biologis. Sebuah proses yang tiada makna atau gunanya terjadi — yaitu pengolahan bahan mentah (makanan) ke limbah (urea), serta "pabrik" yang melaksanakan pekerjaan tak berguna itu adalah hati, yang jumlahnya hanya satu dalam tubuh manusia. Untuk apa orang-orang dengan sengaja membebani hati dengan pekerjaan tak berguna itu? Itu tak masuk akal.
Pastinya, sel hepatosit (sel khusus fungsional) hati yang dibebani dengan pekerjaan susah payah yang tiada akhirnya untuk menyelamatkan tubuh manusia dari racun-racun yang beraneka ragam, menjadi semakin lemah dan tidak mampu secara semestinya melaksanakan fungsi sintesis protein individual, sintesis hemoglobin darah (senyawa yang membawa oksigen ke dalam jaringan tubuh), glikogen (sumber energi untuk tubuh), sejumlah vitamin, hormon dan enzim.
Justru inilah adalah salah satu penyebab sejumlah gejala-gejala seperti истощение, anemia, sakit dan pusing kepala, gangguan tidur, soal cepat menjadi lelah dll yang merupakan petunjuk bahwa tubuh sedang menderita dari intoksikasi lama dan tetap. Karena toksin dan racun yang masuk ke parenkim hati tidak selalu sempat dinetralisir, dan sebagian dari racun itu masuk ke peredaran darah dan disebarkan darah ke semua jaringan-jaringan tubuh, dan lalu diekskresi dengan segala cara sambil menimbulkan berbagai penyakit kulit (psoriasis, eksem, bisul kulit), bronkus dan paru-paru (bronkitis, asma, radang paru-paru), pembuluh darah dan jantung (aterosklerosis, iskemia, angina pektoris), dan sebagainya.
{Iskemia adalah simtoma berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel normal. Pembatasan dalam suplai darah ke jaringan, menyebabkan kekurangan oksigen dan glukosa yang diperlukan untuk metabolisme sel (untuk menjaga agar jaringan tetap hidup). Iskemia umumnya disebabkan oleh permasalahan dengan pembuluh darah, dengan hasil kerusakan atau disfungsi jaringan. Ini juga berarti anemia lokal di bagian tertentu dari tubuh kadang-kadang diakibatkan kemacetan (seperti vasokonstriksi, trombosis atau emboli).}
{Angina pektoris atau disebut juga angin duduk didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai manifestasi keadaan tersebut akan timbul angina pektoris yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard.}
Kemudian, apa yang terjadi ketika selain racun-racun endogen (yang muncul di dalam tubuh dari makanan yang tidak sesuai dengan fisiologi manusia) hati juga kena pengaruh racun-racun eksogen (yang masuk dari luar) seperti alkohol, bahan narkoba, racun-racun industri dan pabrik, produk kimia rumah tangga, asap pabrik dan mobil?
Tentu saja, hati kena penyakit. Hepatitis adalah peradangan jaringan parenkim hati yang disertai pembesaran ukuran hati, rasa sakit dan kadang-kadang demam. Hepatitis lama yang terabaikan kemudian bisa berubah menjadi sirosis hati yaitu pertumbuhan cepat jaringan fibrous di tempat dulu sel-sel fungsional hati yang sudah mati (terjadi penggantian sel-sel fungsional hepatosit dengan sel-sel fibrous).
Jaringan hati menjadi padat, mulai sakit, dalam kasus berat pembuluh balik portal hati ditekan (ditindas), peredaran darah di dalamnya mulai berjalan alot maka sebagian cair darah (plasma) mengeringat (keluar dari pembuluh tanpa luka pembuluh sendiri tapi melalui difusi) ke rongga perut dengan akibat ascitis abdominal (akumulasi cairan bebas di rongga perut.)
Seperti diketahui, paling sering sirosis hati disebabkan oleh konsumsi alkohol yang banyak (atau tidak banyak tapi secara rutin). Tapi sirosis bisa juga disebabkan akibat toksin dan racun mana saja baik eksogen maupun endogen, seperti sudah kami tulis di atas.
Tapi sekarang selain penyakit sirosis yang relatif jarang kita mempunyai perkembangan pesat dari penyakit hati yang lain yaitu hepatitis virus. Patogennya adalah virus tipe A, B, dan C, apalagi tipe C adalah tipe yang paling keras penyakitnya, karena hampir tidak rawan pengobatan dan juga menimbulkan sirosis hati.
Hepatitis virus adalah penyakit autoimun, jadi tubuh mulai mensintesis antibodi terhadap struktur-struktur hati yang sudah kena kemerosotan yang menimbulkan kerusakan jaringan hati yang lebih lanjut.
Di antara banyak penyakit hati kita tahu juga kolelitiasis (batu-batu di dalam kantung empedu). Skenario dari penyakit ini tampak suram: peradangan kantung empedu, serangan dengan rasa sakit yang parah di kandung empedu disertai demam, panggilan ambulans, analgin, dan pada akhirnya — sebagai cara untuk menyingkirkan semua ini — pencabutan kantung empedu.
Itu sekadar adalah tersumbatnya jaluran (saluran) hati dan saluran empedu dengan metabolit toksin dan terak (gumpalan purulen — nanah yang jenuh dengan kolesterol, garam empedu dan berbagai jenis garam kalsium).
Anda bisa mencabut kanyung empedu yang tersumbat batu, tetapi apakah itu bisa membantu membersihkan hati, jika pasiennya tetap mempertahankan diet campuran yang merugikan kesehatan dan tetap gaya hidup yang sama?
Namun, apa penyebab utama dari semua penyakit hati? Alasan utamanya adalah makanan daging, yaitu, makan protein asing hewani. Kita telah menemukan racun apa yang diproduksi selama proses pencernaan dan selama asimilasi protein hewani.
Dan jika kita memperhitungkan juga bahwa 40% molekul protein diserap secara langsung dalam usus halus/kecil, tanpa dicerna menjadi asam amino, yaitu molekul memasuki darah dan, sebagai antigen, menyebabkan pembentukan antibodi yang sama sekali tidak perlu bagi tubuh! Keseimbangannya adalah sebagai berikut: makan 100 g daging, mendapat 40 g antibodi, antibodi dari jaringan asli kita, siap melawan dan membunuh molekul asing apa pun yang masuk ke dalam tubuh, dan kemudian melawan dan membunuh jaringan mereka sendiri.
Imunogenesis berlebihan seperti itu menimbulkan semua penyakit alergi dan autoimun. Musim kembang mulai - banyak orang kena alergi terhadap serbuk sari, bunga ambrosia, terhadap buah jeruk, stroberi, semangka, madu - alergi lagi. Jika begini, semua alam menjadi berbahaya, dan ke mana kita harus lari darinya?
Tapi penyebab sebenarnya dari semua masalah ini - makanan daging. Begitu pasien alergi meninggalkannya dan menghapus semua produk metabolisme protein asing dari jaringan tubuh, alergi terus menghilang langsung! Itu sudah dicoba banyak kali. Dan sulit untuk percaya bahwa Anda sudah tidak akan mati lemas kalau berada di ladang dengan kayu apek sedang mekar, bunga matahari, ambrosia, kalau sudah bisa makan madu, jeruk, stroberi dan dapatkan dari buah-buah dan produk itu semata manfaat dan kesenangan.
Tanpa daging orang tidak mungkin hidup hanya di tempat dengan iklim paling keras di dunia yaitu di sebelah timur laut Rusia di pantai Samudra Arktik, tetapi iklim Kuban dan Rusia Selatan, apalagi iklim Indonesia berbeda dari iklim dekat kutub dunia! Di sini alam memberi semua kepada kita - begitu banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, biji minyak dan sereal yang cukup untuk memastikan kesehatan dan efisiensi yang sepenuh-penuhnya.
Dan semua efek yang kita dapatkan dari makanan daging (kekuatan, keriangan, kinerja) - semuanya berjangka pendek dan dijelaskan oleh fakta bahwa ketika daging dicerna, diproduksikan dalam saluran pencernaan senyawa-senyawa yang disebut endorfin, atau morfin endogen, seperti "obat bius" untuk organisme kita. Di sinilah muncul "euforia" dan rasa senang setelah makanan daging.
Anda sudah membaca tentang konsekuensi selanjutnya. Daftar mereka adalah sebagai berikut: pemisahan daging yang tidak lengkap di lambung (yang kekurangan keasaman dan enzim untuk asimilasi lengkap daging), pembusukannya di usus kecil dan besar, pelepasan racun mayat, penyerapan mereka ke hati (dan sebagiannya ke dalam peredaran darah umum), menetralisir sebagiannya dengan ekskresi hati dan ginjal (memang memberikan pekerjaan "baik" bagi hati dan ginjal!). Apalagi, setelah itu keseimbangan asam-basa tubuh geser ke arah lebih asam (asidosis) yang merusak metabolisme dan menimbulkan sangat banyak penyakit termasuk kanker (tumor timbuh di media anaerob/=tiada atau kekurangan oksigen/ dan asam).
Gambar itu akan jadi jelas lengkap jika Anda ingat tentang pengolahan "bahan mentah"=makanan menjadi limbah. Kita berbicara tentang daging, yang diolah menjadi urea. Tetapi alih-alih pekerjaan yang berbahaya dan tidak masuk akal ini, hati dapat sepenuhnya mensintesis protein kita sendiri, yang sangat ingin kita dapatkan dari daging hewan: daging sapi, babi, unggas.
Jika hewan mamalia (yang menyusui anak), misalnya, seekor sapi, bisa mensintesis protein tingkat tinggi dari makanan nabati - rumput dan jerami, makanya mengapa tubuh manusia tidak dapat melakukan hal yang sama dengan makan buah-buahan, sayuran, sereal (biji-biji) dan kacang-kacangan.
Pertanyaannya adalah, dari mana hati akan mensintesis jenis protein individu tertentu secara lebih bermanfaat dan menguntungkan dalam arti energi: dari protein hewani, atau dari karbohidrat dan pati yang ada dalam makanan nabati. Kesalahpahaman paling umum yang mengarah pada gangguan kesehatan manusia adalah pendapat bahwa seseorang kekurangan asam amino esensial untuk sintesis protein dalam tubuh. Asam amino yang harus diperoleh dari daging.
Sebenarnya, beberapa di antaranya berada di makanan nabati - tanaman (misalya, lisin ada di jagung), juga dalam produk hewani seperti susu (murni), bagian kuning dari telur mentah, sementara asam amino esensial yang lain disintesis baik oleh jaringan kita ataupun oleh mikroflora (bakteria bermanfaat) usus, jika mikrofloranya normal dan tidak dibawa ke disbakteriosis akibat proses pembusukan makanan di saluran pencernaan (sekali lagi pembusukan).
Bagaimanapun, mikroflora putrefaktif fermentatif (yang berupa patologis) berkembang baik di usus jika di situ ada substrat yang sesuai, yaitu campuran makanan protein (daging, susu, ikan, telur dll) dan pati/bertepung (nasi, kentang, selingkong dsb). Pembusukan menghancurkan mikroba menguntungkan, yang merupakan simbion kami, di usus. Lingkaran penyebab-akibat ditutup.
Dengan keadaan usus seperti itu, proses-proses asimilasi nitrogen dari udara oleh Escherichia coli (bakteria menguntungkan) serta sintesis vitamin B12 yang diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan sel darah), dan sintesis asam amino esensial adalah mustahil.
Apa yang harus kita lakukan? Dan apa yang kita lakukan: makan daging, sakit, berobat, dioperasi, mengeluarkan organ kita sendiri, dan menyatakan, dalam keputus-asaan, "penyakit tidak dapat disembuhkan!". Apa yang kami pikirkan: hepatitis C tidak dapat disembuhkan, diabetes, hipertensi, asma bronkial tidak dapat disembuhkan, sakit kepala kronis (migrain) juga. Menurut "pendapat resmi" penyakit-penyakit itu adalah penyakit yang tetap ada bersama seseorang seumur hidup, dan Anda dapat hidup hanya dengan minum obat dan "mengendalikan" perjalanan penyakit.
Siapa yang menang dan beruntung? Perusahaan farmasi. Siapa yang kalah? Orang yang tidak tahu fisiologi dan biokimia tubuh sendiri. Pengetahuan tentang kebenaran membatalkan rasa takut akan penyakit dan penyakit sendiri, karena pengetahuan membuat seseorang menjadi tuan tubuhnya selain Tuhan, tuan gaya hidup dia, dan karenanya kesehatan dan perjalanan kehidupan dia sendiri.
Jadi, mari kita buka buku pelajaran biokimia dan cari tahu bagaimana sintesis protein dalam tubuh berjalan.
Unit penyusun molekul protein, "blok pembangunnya", adalah asam amino - asam organik dengan rantai aminasi yang dihubungkan ke struktur molekul bersama dengan nitrogen.
Asam amino yang diperlukan untuk sintesis protein individual ini, tentu saja, dapat diterima tubuh dari protein daging, sambil menghabiskan sejumlah besar energi untuk pemecahan molekul protein besar dan "revitalisasi" kembali rantai asam amino yang "mati".
Tetapi ada kemungkinan lain: mendapatkan asam amino secara mendapatkan rantai karbohidrat dari pati dan karbohidrat dari makanan nabati, kemudian mengaminasi mereka dan mengubahnya menjadi asam amino yang tanpa biaya energi tambahan mampu disintesis lebih lanjut menjadi protein individual, jika diperoleh dari bahan mentah, yaitu, buah-buahan segar - "hidup", sayuran, kacang-kacangan dan biji-biji segar.
Pertanyaan atau soal terakhir, dari mana kita akan mendapatkan nitrogen untuk aminasi karbohidrat, diselesaikan secara mudah. Mikroorganisme (kumam) usus yang menguntungkan bagi kita (mikroflora) mengambil nitrogen dari udara dan mensintesis asam amino yang kemudian dengan aliran darah dikirim ke hati sebagai bahan baku untuk sintesis protein.
Selain itu, nitrogen dilepaskan dalam tubuh kita selama pemecahan molekul protein tua dalam proses metabolisme. Jumlahnya adalah 3,7 g per hari (koefisien Rubner). Ketika nutrisi secara biologis baik (sayuran mentah), nitrogen ini sangat mudah dimasukkan ke dalam rantai karbohidrat dari makanan yang tidak dirusak oleh pengolahan dengan suhu.
Asam amino sendiri yang berenergi tinggi disintesis, maka dengan adanya matriks DNA asam aminonya membentuk molekul protein dengan susunan kuaternal (susunan tingkat empat) kompleks dengan sifat individual manusia tertentu.
Proses sintesis protein dari produk karbohidrat dalam tubuh terganggu ketika orang mengambil hormon korteks kelenjar adrenal dan sitostatik lainnya, yaitu obat yang menekan pertumbuhan sel. Dan mereka sangat sering diresepkan untuk pasien dengan penyakit alergi, rematik, asma bronkial, poliartritis, glomerulonefritis, dll.
Jadi, orang yang dulu menghindari terapi hormon mungkin berharap akan menerima protein tubuh murni dari makanan yang murni yaitu produk karbohidrat, yang pencernaannya tidak disertai dengan pembusukan, pelepasan racun mayat, penetralisasiannya di hati dan pembentukan produk metabolisme toksik akhir yaitu urea, kreatina, kreatinina, asam urat, yang semuanya adalah "nitrogen sisa serum darah." Kami belum berbicara tentang pengobatan penyakit hati, tetapi secara singkat, dapat dikatakan bahwa cara terbaik untuk menyembuhkan hati adalah mencegah penyakit dari usia dini tanpa mencemari tubuh dengan produk-produk pembusukan dari usus.
Dan jika kita masih mencemari hati, maka virus dapat masuk ke dalamnya dan berkembang di situ, karena mereka akan memiliki kondisi terbaik untuk berkembang yaitu lemahnya sel-sel dengan adanya toksin dan nanah di dalamnya. Inilah penyebab penyebaran hepatitis epidemi virus di sekolah, taman kanak-kanak dan unit militer.
Setelah mengalami hepatitis virus ataupun tanpa virusnya, hati juga bisa mulai mengalami pertumbuhan pesat patologis jaringan ikat (Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta menyokong bagian jaringan yang lain.) Proses ini disebut medis sirosis hati. Akhirnya, saluran dan kantung empedu bisa disumbat dengan sisa-sisa dari pembusukan protein, garam-garam kalsium - maka muncullah batu-batu di saluran dan kantung empedu.
Apa yang harus dilakukan jika hati sakit? Membersihkannya. Bagaimana? Tahap pertama adalah mencuci seluruh jaringan hati, saluran empedu dan kantong empedu dengan mencuci usus besar /alasannya lihat di atas/ dan minum jamu herbal dalam jumlah besar yang tidak hanya membersihkan hati, tetapi juga ginjal, paru-paru, dan usus. Tanpa mencuci usus besar dengan enema, tubuh menjadi rawan intoksikasi berat melalui pengobatan - itu sangat berbahaya!
Anda perlu minum hingga tiga liter jamuan herbal (kumpulan ramuan khusus untuk kesehatan hati bisa dibeli pada pusat-pusat medis alternatif, beberapa tumbuhan yang sangat sehat untuk hati ialah mint, daun kumis kucing, ekstrak kulit manggis - lihatlah di bawah, chamomile, paku kuda lapangan dll) dengan madu (1-2 sendok teh per 1 cangkir jamunya dengan 1/4 jus lemon).