Tahap II — pengeluaran toksin
Pada tahap pertama, terjadilah pemisahan jaringan yang sakit dan nanah dari jaringan yang sehat dengan bantuan enzim proteolitik yang diaktifkan oleh hal tidak adanya pencernaan makanan. Zat-zat beracun dilepas dari paru-paru dengan lendir, dari pembuluh darah, pembuluh empedu, pembuluh kapiler hati dan dinding lambung, dari usus kecil dan usus besar, lapisan-lapisan otak dan saraf, dinding saraf, dan dari tulang rawan. Kemudian toksin, racun, produk-produk metabolik dan nanah harus dikeluarkan dari tubuh. I tu hanya bisa dilakukan oleh tubuh sendiri melalui sistem limfatik, selain sistem peredaran darah yang membawa nutrisi darah ke sel.
Pembuluh limfatik menemani pembuluh darah di sepanjang jalannya, pembuluh darah dan limfatik berjalan bersamaan. Dan jika darah membawa oksigen dan bahan-bahan nutrisi ke sel-sel secara difusi melalui membran sel dan menghilangkan karbon dioksida dari sel yang kemudian dikeluarkan oleh paru-paru, maka sistem limfatik menghilangkan produk-produk limbah metabolisme dari ruang antarsel[10]. Dihitung ilmuwan fisiologi bahwa sel mengandung 13% dari limbah ini, cairan antarsel — 79 %, dan limfa sendiri — 8%. Untuk membersihkan cairan antarsel dari racun dan produk berbahaya yang dilepaskan selama pecernaan sel-sel dan jaringan yang sakit, peredaran limfa harus di percepat beberapa kali lipat. Inilah tujuan yang tercapai dengan ambil obat pencahar dan jamu herbal (herbal memiliki efek pembersihan halus dari sistem ekskresi — paru-paru, usus dan ginjal) dengan komponen yang mambasai lingkungan internal — madu dan jus lemon[11].
Tahap kedua dari pekerjaan besar penyembuhan dimulai.
Penyiraman usus besar pasien dengan enema (2 liter air dengan suhu sekitar 36 derajat – sama dengan tubuh manusia – ditambah 2 sendok besar soda kue dan satu sendok besar garam) dilakukan setiap pagi hari selama penyembuhan. Sementara berada di usus, cairan itu meningkatkan tekanan osmotik di bagian usus ini (dengan meningkatkan konsentrasi garam). Tubuh mulai menyamakan tekanan osmotik yang diubah, karena itu sejumlah besar cairan antarsel (yang penuh toksin) dari semua jaringan menuju ke dalam usus. Setelah 10 menit cairannya gampang dikeluarkan bersama batu-batu tinja yang dulu dilipat pada dinding usus dan sangat meracuni tubuh. Sejumlah besar racun yang terlarut dalam cairan antarsel keluar bersama dengan kotoran. Untuk menghindari dehidrasi[12] jaringan, memberi nutrisi (glukosa, vitamin, elemen dan mineral) dan membersihkan sel dan cairan antarsel, pasien setelah mengambil obat pencahar garam atau enema harus minum cairan – 1,5-1.9 liter ramuan herbal dengan madu dan jus lemon. Madu akan memberikan zat-zat mineral, fruktosa serta vitamin, sedangkan jus lemon akan membasai lingkungan internal gara-gara pemisahan alkali (=bersifat basa) zat asam sitrat di dalam tubuh (berarti asam lemon di dalam tubuh berubah menjadi zat basa melalui reaksi-reaksi biokimia). Pembersihan basis dari jaringan tubuh dan usus besar tercapai. Dalam kasus berat, ketika, misalkan, serangan asma sering terjadi, prosedur ini harus dilakukan dua atau tiga kali. Setelah itu, pasien berhenti makan makanan padat, terus minum sampai tiga liter jamu herbal dengan madu dan jus lemon per hari.
Proses-proses apa yang dimulai dan diaktifkan dalam tubuh, dan bagaimana mereka berkontribusi untuk menyembuhkan penyakit?
Perpantangan dari makanan semakin mengaktivasi enzim proteolitik jaringan, oleh karena itu, struktur protein cacat (defektif) dicerna dan dikeluarkan dari tubuh. Meningkatnya jumlah ramuan herbal yang diminum itu membantu untuk mempercepat peredaran getah bening (limfa) sampai enam kali lipat. Sistem limfatik (SL) bukanlah sistem tertutup seperti sistem darah. SL tidak memiliki “pemompa” limfa seperti jantung dalam sistem peredaran darah. Limfa, atau getah bening, mengalir sendiri melalui pembuluh limfa, dengan bantuan penegangan periodik dari otot halus yang melapisi pembuluh limfatik, sedangkan pembuluhnya, pada akhirnya, bercabang-cabang menjadi kapiler kecil yang membuka di usus besar dan, seharusnya, mengalirkan limfanya ke usus besar yang kemudian dibuang. Masalahnya, seperti kami catat dulu, usus besar manusia penuh dengan batu tinja yang dilipatkan pada dindingnya selama bertahun-tahun. Kotoran itu yang jumlahnya di dalam usus seorang dewasa bisa mencapai beberapa kilogram[13].
Kotoran lama itu tidak hanya meracuni darah yang melewati dinding-dinding usus dan kemudian menyebarkan racun-racun itu di seluruh badan, tetapi juga menghalangi limfa yang penuh toksin tadi dibuang ke usus besar. S ebagai akibatnya, l imfa ber toksin itu tidak dibuang secara sepenuhmya , maka toksin itu masuk ke dalam jaringan-jaringan tubuh kembali.
Pertanyaannya adalah – kenapa kebanyakan orang masih tampak sembuh. Sebenarnya, tidak. Kita kenal banyak kasus ketika seseorang tampak tidak sakit sama sekali selama puluhan tahun, tapi pada suatu saat dia mendadak sakit kanker. Di saat ini sebuah pertanyaan muncul, yaitu kenapa itu bisa terjadi. Kita harus paham juga, bahwa hampir semua penyakit, mulai dari flu sampai kanker, adalah "krisis pemurnian" tubuh. Jika, misalnya, seseorang mempunyai kekebalan tubuh yang tinggi, maka dia jarang sakit flu/masuk angin dll. Bahkan jikalau dia sakit, sistem kekebalannya cepat menindas penyakit, dan orangnya yakin bahwa dia sembuh, tapi sebenarnya penyakitnya tidak disembuhkan, melainkan dikompensasi, dan bisa muncul sekali lagi puluhan tahun kemudian, dalam bentuk lain yang lebih mengancamkan . Soalnya, jika kita kena masuk angin atau flu, tubuh kita mulai membersihkan diri dari nanah dan toksin (ingusan, batuk dengan dahak dan lendir). Jika sistem kekebalan orang selalu menindas penyakit-penyakit “kecil” itu atau orang itu menindas penyakitnya dengan obatan antibiotik yang agresif selama beberapa puluhan tahun, maka tubuhnya terus-menerus mengumpulkan nanah dan toksin di dalamnya. Antibiotik bisa dipakai kalau ada ancaman serius bagi kehidupan, infeksi yang serius dll (kalau begitu, antibiotik harus dipakai menurut protokol pengobatan yang dirancang dokter). Karena itu, orang yang masuk angin dan segera minum obat kimia dan antibiotik, mereka melakukan kesalahan yang suatu hari bisa menjadi fatal. Tapi tugas kita adalah mencegah penyakit serta keadaan yang langsung mengancam kehidupan orang, jangan sampai begitu.
Di Tiongkok suatu penelitian telah dilakukan yang menunjuk bahwa orang yang setiap tahun sakit flu atau penyakit saluran pernafasan yang lain, mengalami kanker 6 kali lipat lebih jarang. Hal ini terdengar agak aneh, jika orang tidak tahu alasannya, tapi sekarang kita sudah mulai paham, kenapa hal yang tampak aneh itu bisa terjadi. Limfa membawa semua limbah (dari cairan antarsel) dari semua jaringan ke dalam usus besar. Ini berarti bahwa sistem limfatik memainkan peran drainase untuk seluruh tubuh manusia. Tapi agar proses ini berjalan lancar, harusnya tidak ada halangan bagi limfa itu untuk keluar. Yaitu dinding-dinding usus harus dibersihkan dari kotoran yang dilipat tersebut, supaya l imbah dibuang ke dalam usus besar secara lancar . Jadi usus besar, selain peran pembuang makanan yang tidak dicerna secara penuh, juga memainkan peran sebagai pengumpul limbah alami. Tapi syaratnya – papillae[14] di mana kapiler limfatik dibuka itu harus bersih dari mycelium mikosa[15], lendir, nanah dan massa kotoran, yang secara hermetis menutup papillae itu. Sebenarnya usus besar dari setiap orang mengakumulasi sejumlah besar limbah. Akibatnya, proses pembuangan limfa yang mengandung toksin ke dalam usus menjadi terganggu sehingga limbah tidak bisa memasuki lumen usus besar. Alih-alih dihapus bersama kotoran dari tubuh, racun itu alir kembali ke jaringan dari mana mereka dibawa oleh arus limfa. Atau terjebak dalam perjalanan kembali pada jaringan lain mana saja. Itulah sebabnya, kenapa kalau seorang "menyembuhkan" pasien dari penyakit dengan obat-obatan (atau dengan cara lain, kecuali pembersihan), misalnya, penyakit diatesis kulit pada anak, beberapa bulan atau tahun kemudian pasiennya akan kena bronkitis atau bahkan asma. Dan setelah menyembuhkan erisipelas kaki (apalagi secara berulang kali), pasiennya beberapa tahun kemudian kena untut atau kanker rahim, dll.
Jadi, penyiraman usus dengan enema setiap pagi selama pembersihan adalah hal yang sangat penting dalam pembersihan tubuh. Usus besar dibersihkan dari massa batu tinja yang selama pembersihan dipisahkan dari dinding-dinding usus. Lendir dan nanah usus besar dicuci keluar. Juga sementara itu tahap pertama pemurnian/pembersihan masih dilakukan, yaitu proteolisis jaringan mati oleh enzim jaringan proteolitik yang diaktifkan. Dan semua ini hanya karena hal tidak adanya pencernaan makanan dan penyiraman usus besar. Berkat enema celah-celah kapiler limfatik terbuka, dan akhirnya racun bisa dilepaskan dari sel dan cairan antarsel ke dalam usus dan lebih lanjut keluar dengan air yang dicampur dengan soda.
Bukan hal yang mengherankan kalau cairan antarsel ini sangat beracun. Pada zaman dulu, Mecnikow[16] melaksanakan percobaan ilmiah pada anjing sehingga telah membuktikan bahwa kalau ekstrak cairan usus dari satu anjing dimasukkan ke dalam darah anjing lain, cairannya secara sangat cepat menyebabkan aterosklerosis otak dan jantung selain intoksikasi kejam. Betapa mudah untuk memecahkan masalah nomor satu dalam pencegahan penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh)! Anda hanya perlu waktu untuk membersihkan usus besar setiap pagi serta berpantang dari makan selama 7-21 hari dan minum jamu herbal dengan madu. Tidak usah menunggu serangan jantung dsb apalagi penyakit hipertensi atau penyakit isyemik.
Jadi, dengan membersihkan usus, kita memungkinkan tubuh untuk secara efektif dan cepat membersihkan bron k i dan paru - paru, dan pada saat yang sama — pembuluh, otak, jantung, hati, pankreas, ginjal dan semua organ lainnya.
Juga minum cairan (jamu dan jus segar, JUS SEGARNYA SAMA MADU TANPA GULA ATAUPUN SUSU), tentu saja, juga mengaktifkan dan mempercepat aliran darah di ginjal-ginjal dan membantu dalam pengeluaran isi nanah dari tubuh waktu buang air kecil. Jika Anda sekarang akan membuat suatu percobaan ilmiah kecil — mengamati air urin yang sudah dibuang, misalnya, menyimpan sebagian sedikitnya selama satu hari, Anda akan heran menemukan sedimen lendir dan nanah yang akan turun ke bawah setelah satu hari penyimpanan. Pada akhir periode pemurnian /pembersihan dia menghilang.
Dalam minuman harian harus ada jus lemon (tanpa gula ataupun susu, sayangnya banyak orang Indonesia cenderung merusak guna jus-jus segar untuk kesehatan karena mencampurnya sama susu). Dosis yang direkomendasikan adalah tiga lemon per hari. Jus lemon secara halus membasai lingkungan internal (lihat di atas), yaitu sel-sel dan cairan antarsellular. Hal ini memungkinkan inklusi patologi di sel-sel, lendir dan nanah lebih baik dan gampang larut dan dilepaskan ke limfa. Oleh karena itu, puasa (tidak adanya makanan sama sekali siang ataupun malam) dengan ramuan herbal sama madu dan jus lemon adalah pilihan terbaik untuk pemurnian jaringan secara simultan, dan pada saat yang sama nutrisi murni untuk jaringan-jaringan yang dilakukan berkat pengambilan madu dan jus lemon. Kadang-kadang, terutama pada anak-anak, diet juga mencakupi jus dari segala jenis jeruk lainnya — jus jeruk, grapefruit, juga apel dan semangka. Sangat baik jus jambu dan jus manggis (ingatlah — tanpa apa-apa! kalau jusnya kurang manis, tambahlah madu murni dari desa, bukan dari supermarket — di supermarket Indonesia sudah tidak ada madu yang sejati!). Siklus pemurnian TOTAL pada jaringan seorang dewasa adalah 42 hari. Tetapi dalam praktek dokter-dokter naturopati periode pembuatan pemurnian/pembersihan itu terbatas — yaitu 21 hari. Setelah ini, periode pemulihan dimulai — sintesis jaringan-jaringan yang baru dan sehat, kehilangan mantan "informasi" patologis dan struktur patologis. Misalnya, jika pembersihan ini diperlakukan untuk orang dengan asma (salah satu penyakit yang penderitanya secara kedokteran resmi dicanang tidak bisa disembuhkan) — selama tiga minggu pertama, biasanya sudah itu menjadi mungkin bagi pasien untuk benar-benar menolak dari semua tablet yang menindas serangan asma dan inhalator (kadang-kadang dalam 5 minggu).
Untuk membuat jaringan baru, tubuh memerlukan "bahan konstruksi segar". Dan bahan bangunan itu untuk tubuh adalah makanan yang sehat.