Tahap I - ATP-aktivasi dari enzim proteolitik jaringan
Enzim proteolitik diaktivasi karena pasien mulai berpantang dari makan, proses mengunyah tidak ada, maka tubuh berhenti memproduksikan enzim pencernaan seperti cairan lambung (yang mengandung pepsin, asam klorida, dll), cairan pankreatik (tripsin, amilase, lipase), cairan empedu (yang mengemulsifii lemak makanan), cairan usus yang mengandung protease[6] dan oligopeptidase. Sementara itu, usus kecil dan usus besar harus dibersihkan dari tinggalan makanan terkandung di dalamnya dengan mengambil obat pencahar berbasis minyak atau garam, kemudian melakukan penyiraman usus dengan enema diikuti dengan minum sejumlah besar cairan untuk memulihkan kembali keseimbangan garam/air di dalam tubuh setelah minum pencahar.
Tujuannya adalah: hanya ketika produksi enzim pencernaan dihentikan, maka aktivitas enzim proteolitik jaringan meningkat secara signifikan. Fungsi enzim proteolitik jaringan adalah melakukan proteolisis, yaitu pencernaan struktur protein tubuh sendiri. Jelaslah bahwa pertama-tama proses pencernaan itu terjadi pada jaringan dan sel-sel yang sudah sakit, rusak atau mati. Itu adalah tujuan utamanya — me ncerna sel dan jaringan yang sudah rusak kemudian mengeluarkan produk pencernaannya dari tubuh melalui terutama usus besar (karena itu pembersihannya dengan enema sangat penting), ganjil, kulit dan paru-paru ( dengan pengambilan jamu yang mengeluarkan nanah dari paru-paru, misalnya jahe alami, tanpa tambahan sintetis, atau teh gurah ). Jaringan dan sel-sel yang telah mati berubah menjadi nanah dan mulai meracuni tubuh. Enzim proteolitik jaringan memisahkan nanah yang padat dari jaringan tubuh, kemudian melarutnya dan mencernainya. Nanah itu berubah menjadi cairan dan lebih cepat keluar melalui usus, ginjal, paru-paru dan sinus hidung (waktu pengeluaran ingusan). Jika proses itu terjadi terutama di paru-paru[7], pasien ketika batuk akan mengeluarkan banyak nanah yang dulu menghalangi proses pernafasan, karena itu dilarang berusaha untuk meredakan batuk ini dengat obat.
Juga, kalau di paru-paru ada banyak nanah yang mulai menghalangi pemasukan oksigen ke dalam aliran darah (khususnya nanah lebih gampang terakumulasi di paru-paru pada para perokok), akibatnya kemudian semua jaringan-jaringan tubuh mulai kekurangan oksigen, jaringan mengalami asidosis (lingkungan dalam menjadi terlampau asam), metabolisme semakin terganggu, dan muncullah berbagai penyakit. Kita juga harus sadar, bahwa semua tumor tumbuh dan berkembang hanya di media asam, di mana ada kekurangan oksigen (di tempat perkembangan tumor dulu peredaran darah tidak berkecukupan maka metabolismenya terganggu, ataupun peredaran darah itu cukup, tapi darahnya tidak mengandung cukup oksigen). Kekurangan oksigen menuju ke kerusakan metabolisme serta akumulasi produk metabolisme yang mengubahkan media lingkungan sel menjadi lebih asam (prosesnya disebut asidosis), sementara asidosis adalah kondisi terbaik untuk perkembangan tumor.
Asidosis selalu berkembang di jaringan mana oksigen tidak cukup (jika darah tidak membawa cukup oksigen atau peredaran darah di bagian tubuh tertentu tidak cukup). Biasanya asidosis diakibatkan oleh sejumlah penyebab, yang paling penting dari mereka adalah:
1) konsumsi makanan protein (daging, ikan, telur) yang berlebihan (selama pencernaan protein banyak zat asam diproduksikan)
2) konsumsi lemak yang berlebihan atau konsumsi masakan goreng (lemak berubah menjadi zat-zat asam selama proses pencernaan, apalagi lemak dari minyak terlalu berbahaya)
3) asap rokok (karbon monoksida CO yang berada di asap rokok mengubah molekul hemoglobin di darah menjadi non-aktif, maka proses penghantaran oksigen dirusak yang mengakibatkan perkembangan asidosis karena jaringan tidak mendapat cukup oksigen)[8]. Menjelang malam hari hampir 20% hemoglobin para perokok berubah menjaji karboksihemoglobin maka tidak bisa membawakan oksigen ke jaringan.
4) konsumsi kopi dan teh hitam, kekurangan konsumsi air putih
5) konsumsi garam (sebutan kimianya adalah NaCl – natrium klorida) lebih dari satu sendok kecil per hari. Soalnya, kelebihan natrium mengakibatkan penyempitan pembuluh darah, maka ada dua konsekuensi dari hal ini yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dan kekurangan peredaran darah (makanya kekurangan oksigen) di beberapa bagian tubuh.
Kita juga harus menegaskan sekali lagi, bahwa sekarang hampir semua orang (95-99%) mengalami asidosis dengan intensivitas yang berbeda. Jadi, cara untuk mencegah asidosis atau membenarkan keseimbangan pH (asam/basa) jika asidosis telah terjadi, adalah (informasi berikutnya tidak terkait dengan tahap pertama dari sistem pembersihan tersebut, ini adalah informasi mengenai tingkah yang bisa dilakukan kapanpun, di luar proses pembersihan, walaupun poin ke-2 juga bisa ditambah ke dalam proses pembersihan dan akan sangat berguna dan mempercepat proses penyembuhan juga):
1) mengurangi makanan protein[9] (tidak lebih dari sekali dalam tiga hari)
2) setiap pagi 20-30 menit sebelum makan/minum apapun, minumlah segelas air putih dengan ½ sendok kecil natrium bikarbonat (soda kue). Soda adalah zat basa, yaitu dia akan menetralisir keasaman yang berlebihan pada tubuh. Ini harus dilakukan selama 30 hari, setelah itu, Anda bisa minum pagi hari (30 menit sebelum makan) larutan ½ sendok kecil soda sekali seminggu. Soda tidak boleh diminum setelah makan (karena jika diambil setelah makan, soda akan menetralisir asam lambung – pencernaan makanan akan dirusak – makanan akan membusuk di lambung dan nanti di usus). Larutan soda selain menetralisir lingkungan yang terlalu asam akan juga membantu membersihkan pembuluh darah.
3) tidak mengomsumsi garam dengan jumlah lebih dari normanya (1 sendok kecil, atau 5 g, per hari – sayangnya semua orang Indonesia melampaui normanya beberapa kali lipat lebih besar)
4) segera berhenti merokok dan hirup lebih dalam dengan udara yang segar
5) menolak atau setidaknya mengurangi konsumsi kopi dan teh hitam.
Kita beralih kembali ke proses pembersihan dari nanah. Aktivasi sejenak dari enzim proteolitik terjadi 1-3 hari setelah pasien berpantang dari makan. Indikatornya adalah kemunculan lapisan putih, kemudian hijau di atas lidah. Seluruh kerongkongan, lambung dan usus diselimuti dari dalam dengan lapisan yang sama — itu berarti bahwa tubuh mulai “membuang” toksin, racun serta nanah dari seluruh tubuh ke dalam usus melalui sistem pembuluh limfatik. Itu adalah petunjuk bahwa tubuh dibersihkan secara sangat efektif. Lidah adalah “cermin” dari seluruh saluran pencernaan. Lapisan hijau-kuning ini adalah nanah yang penuh kuman-kuman yang dilepaskan dari jaringan-jaringan tubuh. Komposisi lapisan di lidah itu menjadi jelas jika Anda membersihkan lidah Anda dengan sendok pada pagi hari dan mencucinya di bawah air. Jika Anda tidak membersihkan lidah, lapisannya setiap hari menjadi semakin tebal dan berbau. Proses munculnya lapisan itu berlangsung 28-35 hari. Kemudian, jika Anda masih minum hingga tiga liter cairan per hari, lidah mulai membersihkan diri sendiri. Ini semua menunjukkan pada proses pengeluaran substansi beracun dari tubuh secara intensif. Toksin selama proses pembersihan itu berjalan melalui sistem pembuluh limfatik ke dalam usus (enema, atau penyiraman usus besar, diperlakukan supaya mengeluarkan racun-racun itu — ingatlah bahwa makanan tidak ada maka usus besar tidak mengeluarkan racun-racun itu sendiri), kemudian melalui ginjal (dengan air kencing), hati, dan lebih lanjut dikeluarkan ke lingkungan eksternal melalui sistem ekskresi organ-organ ini.